Kamis, 15 Januari 2015

IBU HEBAT , ANAK HEBAT

PERAN IBU
DALAM  MEMBENTUK  KARAKTER  ANAK

blogger yang berbahagia.... 
Yang pertama dan utama tidak pernah lupa kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas setiap detail nikmatNYA.. nikmat iman, nikmat sehat, nikmat sempat…  Alhamdulillah kita masih bersua untuk berbagi ilmu. Semoga aktivitas yang bisa kita jalani selalu kita syukuri dan semoga bermanfaat.
Salam dan sholawat kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk dalam golongan umat beliau yang akan mendapat syafaat di hari akhir nanti.  Aamiin Yaa Robbal ‘alamin.
blogger yang berbahagia,
Izinkan dalam kesempatan yang cukup singkat ini, saya akan menyampaikan sedikit tentang PERAN IBU DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK.
Tugas pendidikan dan pengasuhan anak, seyogyanya bukan hanya tugas seorang IBU tapi lebih tepatnya kerja sama yang BAIK antara IBU dengan BAPAK.  Karena anak tumbuh berkembang membutuhkan sosok dan peran keduanya.
Ibu-ibu Hebat… ibu SIAP untuk menjadi IBU “HEBAT”  kan ?  Orangtua “HEBAT” bisa melahirkan anak-anak “HEBAT”  juga .  kenapa saya katakana bisa? Karena bisa YA dan bisa TIDAK.

Sebelumnya mari kita lihat Modal yang kita miliki dan manfaatkan itu ssecara optimal sebaik mungkin:
  • 1. Gunakan 2 TELINGA lebih sering daripada  1 MULUT.  Perbanyak mendengarkan Perasaan.
  • 2.   Orangtua  harus   TTS (T egas  -  Tegar – Sabar)
  • 3.  Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (ikut seminar, pelatihan, pengajian, buku dan majalah parenting, agama)
  • 4.   Damping semua proses usaha/ikhtiar kita dengan DOA.
HATI-HATI, kita juga perlu perhatikan kelalaian yang sering dilakukan Orangtua :
  • 1.       Kurang punya waktu untuk anak.
  • 2.       Kurang mengajarkan agama dan pencapaiannya.
  • 3.       Kurang target pengasuhan.
  • 4.       Kurang tanggap teknologi dan Gagap teknologi
  • 5.       Kurang berkomunikasi yang baik dan benar
  • 6.       Menjadi orangtua yang “ABAI”, orangtua yang “PINGSAN”
Jadi, mari kita berusaha untuk menghilangkan kata” kurang – kurang”  di atas, sehingga kita bukan termasuk dalam kategori ORANGTUA yang LALAI.
Yang perlu kita INGAT :
“ Anda memiliki waktu seumur hidup untuk BEKERJA, namun anak-anak  Anda hanya memiliki masa kecil SEKALI “
Keluarga yang harmonis dan anak-anak yang “cemerlang” adalah salah satu dari tanda rezeki yang berkah.
Maka hadirin yang berbahagia, marilah kita senantiasa bersemangat untuk belajar dan terus belajar menjadi “ IBU HEBAT”….  Let’s be a Great Mom…..

AL QUR’AN MERANGSANG KECERDASAN ANAK

http://a323.yahoofs.com/coreid/4b2107a5i1b9azul1sp1/DApJXm41fa78oiEeON5zjefBmdNpTWx0TQ0-/4/tn48.jpg?ciAgMZLB8efXfRf2http://a323.yahoofs.com/coreid/4b2107a5i1b9azul1sp1/DApJXm41fa78oiEeON5zjefBmdNpTWx0TQ0-/4/tn48.jpg?ciAgMZLB8efXfRf2

Kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik berkaitan dengan gen keturunan dari kedua orangtuanya. Jadi, kecerdasan ibu bapaknya merupakan modal dasar yang baik. Sementara faktor lingkungan yaitu dengan memberikan lingkungan kondusif dalam masa tumbuh kembang anak. Diantaranya dengan menciptakan suasana damai dan penuh kasih sayang, saling menghargai, serta memberikan stimulus (rangsangan) yang berkesinambungan.

Menurut seorang ahli, Howard Gardner kecerdasan seseorang dalam memecahkan masalah, meliputi unsur-unsur :
  1. kecerdasan matematika-logika yaitu berpikir secara konseptual, menganalisa, mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
  2. kecerdasan bahasa yaitu dalam menggunakan dan mengolah bahasa/kata-kata sepeerti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara dll.
  3. kecerdasan musical yaitu peka terhadap suara-suara nonverbal di sekitarnya, termasuk dalam hal ini nada irama.
  4. kecerdasan visual spasial yaitu memahami tentang hubungan antara objek dan ruang, menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti seorang arsitek.
  5. kecerdasan kinestetik yaitu aktif menggunakan bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Misal anak yang unggul dalam olahraga, pandai acrobat, sulap, menari.
  6. kecerdasan interpersonal yaitu peka terhadap perasaan orang lain, mudah bersosialisasi.
  7. kecerdasan intrapersonal yaitu peka terhadap perasaan diri sendiri, mengenali kelebihan dan kelemahan diri, melakukan introspeksi.
  8. kecerdasan naturalis yaitu peka terhadap lingkungan alam, suka mengobservasi lingkungan dan kejadian-kejadian alam.
Jadi kecerdasan bukan terbatas pada apa yang diukur oleh beberapa test intelegensi yang sempit saja atau sekedar melihat prestasi anak dalam ulangan atau ujian di sekolah.
Kemudian dikembangkan oleh ahli lain seperti Daniel Goleman dengan teorinya Kecerdasan Emosional yang antara lain meliputi :
  1. kemampuan mengenali emosi diri.
  2. kemampuan mengelola emosi
  3. kemampuan memotivasi diri
  4. mengenali emosi orang lain
  5. membina hubungan
Anak yang cerdas emosi dapat dilihat dari kemampuan bersosialisasinya. Mereka biasanya bisa berbagi, ramah pada orang, berani menyapa, bisa bertoleransi, percaya diri dan bertanggungjawab.
Robert Coles tentang Kecerdasan Moral yaitu kemampuan anak untuk bisa :
  1. menghargai diri sendiri dan orang lain.
  2. memahami perasaan terdalam orang-orang di sekitarnya
  3. mengikuti aturan-aturan yang berlaku.

Danah Zohar dan Ian Marshal tentang Kecerdasan Spiritual (SQ) yaitu dapat meningkatkan fungsi manusiawi seseorang sehingga membuat mereka menjadi kreatif, luwes, berwawasan luas, spontan, dpt menghadapi perjuangan hidup, menghadapi kecemasan, menjembatani antara diri sendiri dan orang lain serta menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam beragama.

Berkaitan dengan berbagai dimensi kecerdasan tersebut di atas, bagaimana orangtua dan guru dapat merangsang, membangun dan meningkatkan kecerdasan anak?
Bukan hal baru mungkin metode pendidikan sejak janin dalam kandungan, dengan memberi stimulasi pada sel-sel otak janin. Yang lebih popular di tengah masyarakat kita mungkin memperdengarkan musik klasik. Sebagai generasi muslim kita tahu betul bahwa memperdengarkan AlQur’an, nasyid, ceramah, tentu akan memberikan pengaruh yang lebih baik bagi bayi. Apalagi bila ibunya sendiri yang membacanya.  Organ-organ tubuh janin menurut para ahli selesai terbentuk pada usia 5 bulan dalam kandungan. Setelah masa itu, terjadi proses perkembangan atau pematangan dari seluruh sel-sel organ yang telah terbentuk. Stimulasi pada janin paling tepat lewat suara, karena sekitar usia 24 minggu kehamilan, organ telinga janin sudah terbentuk dan berfungsi secara sempurna. Bersamaan dengan itu, di usia ini otak janin pun sudah mampu menerjemahkan rangsang suara.

Jadi, kalau ibu hamil sering memperdengarkan bacaan Al Qur'an, bisa merangsang sel-sel otak janin sebelum lahir. Saat sudah lahir pun, saat ibu menyusui atau menimang anak, meski anak belum bisa berbicara, lantunan ayat Al Qur’an akan terekam dalam memorinya.
Stimulus bacaan AlQur’an pada janin dalam kandungan efeknya bukan pada kapasitas dan volume otak yang lebih besar, karena bagaimanapun volume otak sudah ditentukan oleh gen masing-masing. Minimal, sel-sel otak sudah diberi stimulus sedini mungkin hingga ia dapat bekerja lebih optimal.

Secara psikologis, seorang ibu yang membaca AlQur’an tentu membuat suasana hati dan pikiran ibu menjadi lebih tenang dan khusyuk, kondisi semacam ini jelas membantu perkembangan psikologis bayi.

Perlu diketahui bahwa masa kanak-kanak adalah masa meniru dan memiliki daya inat yang luar biasa. Menurut seorang psikolog, dengan membiasakan membaca Alquran pada anak atau membacakannya akan dapat membantu mengembangkan kecerdasan anak, karena prosesnya memaksimalkan 3 wilayah otak sekaligus yaitu :
  1. batang otak (yang mengatur aspek psikomotorik).
  2. limbik (yang mengatur aspek emosi).
  3. korteks (yang mengatur aspek kognitif).
Dimana ketiga bagian otak tersebut berfungsi dan berkembang seiring dengan proses tumbuh kembang anak. Jika dijaga dengan benar semuanya akan berkembang dengan baik. Jikka anak merasa terancam atau tidak nyaman, tidak mendapatkan stimulus yang cukup, tidak ada contoh atau teladan yang baik, maka kecerdasan-kecerdasan yang sudah dipupuk akan terhambat perkembangannya.

Tugas kita semua, orang dewasa di sekitarnya untuk terus mengasuh dan mendidik anak-anak kita, mendidik bersama Allah, selalu mohon petunjukNYA, belajar untuk sabar dan ikhlas.

“ Sesungguhnya AlQur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan memberikan kabar gembira pada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka pahala yang besar.
(QS. 17:9)